Insomnia: Kebiasaan atau Penyakit?

asian man in bed suffering insomnia and sleep disorder thinking about his problem at night

Assalamualaikum Shalihah!

Beberapa hari terakhir ini saya lagi gak bisa tidur. Yang kata orang orang itu Insomnia. Karena jarak kosan ke tempat kerja itu lumayan jauh. Jadi, ketika pulang malah goler goler istirahat dulu baru bersih bersih. Selesainya baru jam 12. Rutinitas malam ya seperti itu. Walhasil, terciptalah mata panda. Bangun paginya juga suka pusing jadinya.

Kali ini saya tertarik untuk membahas apa itu insomnia. Eits tunggu dulu. Kita ini bukan lagi nge-bahas lagunya Craig David apalagi lagunya bang Haji Roma Irama yang begadang. Kita lagi bahas problem tidur yang insomnia itu. Barangkali teman-teman ada yang sudah melewati atau bahkan saat ini yang masih belum sadar sedang diproses insomnia bisa sharing dikomentar.

Yuk, kita bahas apa itu insomnia!

Apa sih Insomnia itu?

Well, insomnia adalah ketika kalian mengalami kondisi saat ingin tidur namun tidak bisa. Lebih tepatnya mengalami kesulitan tidur. Jadi, tubuh tidak memiliki waktu tidur yang cukup dan ini menyebabkan kondisi menjadi tidak fit untuk melakukan aktivitas keesokan harinya. Seperti yang kita tahu, bahwa tubuh kita memerlukan waktu istirahat yang cukup untuk beraktifitas lebih baik. Namun, ketika mengalami insomnia kita seakan kekurangan fokus untuk beraktivitas.

Wah, emang bener ya. Pas bangun itu badan kerasa kurang fit aja, kepala juga suka pusing.

Tidur merupakan kondisi tidak sadar yang terjadi secara alami untuk memungkinkan tubuh untuk beristirahat. Saat tidur, tubuh akan melalui siklus yang bergantian antara tidur gerakan mata cepat dan tidur non-gerakan mata cepat.

Faktor Risiko Insomnia

Terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami insomnia, antara lain:

  • Masalah mental, seperti depresi, gangguan kecemasan, hingga gangguan stres pasca trauma (PTSD).
  • Bekerja shift, pekerjaan seperti ini bisa mengubah jam biologis tubuh.
  • Jenis kelamin, ketika menstruasi tubuh akan mengalami perubahan hormon, kondisi ini menimbulkan gejalahot flasher atau keringat di malam hari, sehingga menyebabkan gangguan tidur.
  • Usia, insomnia meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
  • Perjalanan jauh, melakukan perjalanan jauh atau jet lag karena melintasi beberapa zona waktu juga bisa memicu insomnia.

Penyebab Insomnia

Ada beberapa faktor penyebab insomnia yang pada akhirnya berujung kepada kondisi sulit tidur pada jangka waktu yang cukup lama. Mulai dari akibat gaya hidup dan masalah kenyamanan ruangan kamar, hingga akibat gangguan psikologi, masalah kesehatan fisik, dan efek samping obat-obatan.

Gejala Insomnia

Seseorang yang mengalami insomnia sangat sulit untuk merasakan ngantuk, sehingga menentukan ukuran tidur normal karena kebutuhan tidur berbeda-beda bagi setiap orang. Hal tersebut dipengaruhi oleh usia, gaya hidup, lingkungan, dan pola makan. Gejala-gejala insomnia yang paling umum di antaranya:

  • Sulit untuk merasakan ngantuk dan tidak bisa tertidur.
  • Terbangun pada malam hari atau dini hari dan tidak bisa tidur kembali.
  • Merasa lelah, emosional, sulit berkonsentrasi, dan tidak bisa melakukan aktivitas secara baik pada siang hari.
  • Tidak bisa tidur siang meskipun tubuh terasa lelah.

Pengobatan Insomnia

Dalam mengobati insomnia, hal pertama yang dilakukan oleh dokter adalah mencari tahu apa yang menjadi penyebab. Jika insomnia didasari oleh kebiasaan atau pola hidup tertentu yang tidak sehat, maka dokter akan menyarankan untuk memperbaikinya. Jika insomnia disebabkan oleh gangguan kesehatan (misalnya gangguan kecemasan), maka dokter akan terlebih dahulu mengatasi kondisi yang mendasari rasa cemas tersebut.

Dalam beberapa kasus insomnia, dokter akan menyarankan agar menjalani terapi perilaku kognitif. Terapi ini bisa membantu untuk mengubah perilaku dan pola pikir yang memengaruhi tidur mereka.

Andaikan dianggap perlu, tak menutup kemungkinan dokter akan meresepkan obat tidur untuk beberapa waktu. Namun, obat tidur merupakan solusi yang bersifat sementara saja. Hal yang perlu digarisbawahi, penanganan insomnia jarang berhasil bila tak mencari solusi dari akar penyebabnya.

Sampai artikel ini diterbitkan saya masih mencoba melatih ke-Ngantukan dengan cara pos artikel lagi atau melanjutkan tulisan yang belum selesai. Doakan ya teman-teman semoga cepat kelar dan corona cepat pergi. Aamiin.

Udah dulu ya shalihah, kayaknya sekarang udah mulai ngantuk. Mumpung udah diserang kantuk, jadi harus buru-buru tidur. Ntar malah lupa tidur lagi. Jangan kayak lagunya Pak Haji roma irama terus ya hahaha. Bye bye

Leave a comment